Banner Ad

Text Ad

11 April 2009

Hindari Bakteri AC

GloriaNet - Di balik kesejukan AC (Air Conditioner) ternyata tersimpan
risiko bibit penyakit. AC yang jarang dibersihkan menjadi tempat nyaman
bagi bakteri untuk berbiak. Udara yang kelewat dingin dari alat itupun
mudah memicu gangguan kesehatan.

Maka itu gaya hidup yang dikelilingi sejuknya udara AC, keluar-masuk mobil
ber-AC, tinggal di rumah ber-AC, lalu di kantor juga semua ruangan ber-AC,
belum tentu sehat. Menurut DR. Ichramsyah Azim Rachman SpOG, peneliti
FKUI/RSUPN-CM, terus-menerus berada di ruang ber-AC dan kurang terkena
sinar matahari, malah memudahkan seseorang terkena osteoporosis di
kemudian hari.

Fakta yang terjadi di tahun 1976 membuktikan bahwa AC bisa menjadi sumber
penderitaan bagi banyak orang. Peristiwa itu terjadi di sebuah hotel di
Philadelphia, Amerika Serikat. Waktu itu ada 182 orang yang mengalami
pegal-pegal, flu, kepala pusing, kejang otot, perut kembung, dan cepat
lelah. Sekitar 29 orang di antaranya kemudian meninggal dunia. Setelah
diteliti ternyata kasus itu disebabkan oleh bakteri legionella
pneumophila. Bakteri itu hidup di alam bebas, terutama di daerah dengan
kelembaban tinggi, seperti sungai, danau, selokan, termasuk juga AC,
terutama di bagian cooling tower.

Saluran Napas
Legionella pneumophila adalah bakteri penyebab infeksi pada saluran
pernapasan. Penyakitnya disebut legionnaire's disease.

Penyakit ini bisa tanpa gejala, tapi bisa pula menunjukkan gejala seperti
demam, menggigil, batuk kering dan berdahak, otot-otot ngilu, sakit
kepala, lekas lelah, hilang selera makan, diare, hingga pneumonia. Pada
taraf yang berat bisa menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik.
Kasus legionellosis ini di AS sering muncul terutama selama musim panas
dan pada awal musim gugur. Dan 5-20 penderita penderita meninggal dunia.

Ada beberapa jenis penyakit pernapasan lainnya yang bisa dipicu oleh AC
yang kotor, antara lain pontiac fever, humidifier fever dan
hypersensitivity pneumontitis. Penyakit-penyakit ini menunjukkan gejala
yang serupa, seperti demam, sakit kepala, menggigil, kelelahan, dan ngilu
otot.

Masa inkubasi penyakit ini sekitar 2-10 hari. Untuk mengetahuinya harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium melalui dahak dan urin. Lewat contoh
dahak bisa diketahui ada tidaknya bakteri, sedangkan lewat urin untuk
mengetahui antigen legionella-nya. Demam Pontiac biasanya akan sembuh
tanpa pengobatan, sementara untuk mengatasi legionnaire biasanya digunakan
obat erythromycin.

Kejang dan Pusing
Selain penyakit akibat bakteri, AC juga bisa menyebabkan kondisi lain,
misalnya otot kaku dan kejang.

Hal itu menurut Dr. Prajna Paramita, MD, FCCP, spesialis paru dari RSPAD
Gatot Subroto, terjadi karena hawa terlalu dingin. Kekakuan itu kemudian
membuat orang cepat lelah, mengantuk, leher tegang, badan pegal-pegal, dan
tulang linu.

Dinginnya hawa AC, tambah Dr. Hendrawati Utomo, MS., juga bisa menyebabkan
kulit kering. Kulit yang kering biasanya akan mudah pecah-pecah. Karena
itu perlu menggunakan pelembab. "Juga sebaiknya banyak minum air putih
bila berada dalam ruangan ber-AC, supaya terhindari dari dehidrasi," anjur
dokter spesialis kesehatan dan keselamatan kerja yang memiliki klinik di
kawasan Ancol ini.

Pusing kepala yang tak jelas penyebabnya juga bisa menyerang orang yang
berada dalam ruangan ber-AC. Dr. Hendrawati menjelaskan bahwa kondisi itu
disebabkan oleh sirkulasi yang tidak baik, sehingga kadar karbon monoksida
(CO2) yang dikeluarkan setiap orang ketika bernapas akan bertambah banyak
dan berputar-putar dalam ruangan itu. Dalam jangka waktu tertentu, oksigen
menjadi berkurang dan terjadilah pusing kepala itu.

Pusing kepala bisa pula terjadi bila ada asap, misalnya asap rokok yang
terjebak dalam ruangan ber-AC. "Maka merokok dalam ruang ber-AC sangat
memungkinkan terjadinya sakit kepala. Itu juga karena asap rokok
mengandung racun," jelasnya. Semua kondisi tadi terjadi lantaran AC hanya
memberi hawa dingin, tapi tidak mengganti udara.

Untuk mengatasi gangguan pusing itu, ada baiknya kita sebentar-sebentar
keluar ruangan dan mencari udara segar. Jika kita sudah menghirup cukup
oksigen, maka pusing kepala bisa hilang dengan sendirinya.

Prof. Hadiarto Mangunnegoro, spesialis paru dari RS Persahabatan
menekankan bahwa polusi udara dalam ruang seperti asap rokok dapat
menyebabkan infeksi saluran napas bawah akut, penyakit paru obstruktif
kronik, penyakit paru interstitial dan kanker. Ini berlaku baik untuk
perokok aktif maupun pasif.

Berbagai penyakit bisa saja muncul terutama kalau ada yang memiliki
penyakit menular seperti TBC. Dari rokok yang menyebar saja, orang bisa
terkena penyakit seperti batuk dan berbagai macam penyakit paru lain.
Apalagi kalau orang yang menderita TBC berada dalam satu ruangan ber-AC
dengan orang yang sehat. (GCM/KCM)
Copying from : http://www.glorianet.org/berita/b3845.html