Banner Ad

Text Ad

05 Agustus 2008

5 Hal Penting Bagi Bayi Yang Tak Boleh Diabaikan

Mempunyai bayi memang menyenangkan. Senyum dan mata beningnya mengingatkan kita akan dongeng tentang bidadari. Nah, tahukah kita ada banyak hal kecil yang sering kali luput dari perhatian orang tua. Apa saja? Berikut di antaranya seperti yang dijelaskan Dr. M.V.Ghazali,Sp.A., dari Kid's World, Jakarta.


1 . Sendawakan Setelah Menyusu.

Hampir setiap jam bayi minum susu. Dari yang masih minum ASI eksklusif sampai yang sudah ditambah dengan susu formula. Aturannya setelah minum susu, bayi harus disendawakan.

Alasan Medis:
Pada dasarnya refleks isap bayi belum terlalu bagus. Akibatnya, bersamaan dengan saat mengisap ASI, boleh jadi ada saja udara yang masuk. Belum lagi cara minum ASI yang salah. Pemilihan ukuran dot yang tidak tepat pun bisa menyebabkan adanya udara yang ikut terisap masuk bersamaan dengan susu yang diminum bayi dari botolnya.Intinya udara yang ikut masuk ke dalam mulut saat minum susu itulah yang berbahaya. "Secara teoritis, udara selalu mencari tempat yang lebih tinggi. Banyaknya udara yang masuk dapat mendorong susu yang diminum muntah kembali," jelas dokter yang akrab disapa Vinci ini. Padahal posisi gerak bayi masih sangat terbatas dan setelah minum susu biasanya langsung ditidurkan. Saat tergolek seperti ini, muntahan susu dapat menutupi muara tenggorokan dan kerongkongan. Harap diingat, refleks batuknya belum sempurna, hingga bayi bisa tersedak muntahannya sendiri. Yang lebih membahayakan bila cairan tersebut masuk ke dalam paru-paru. "Ini yang disebut respirasi pneumonia," lanjut Vinci. Oleh karenanya, menyendawakan bayi setelah minum susu sangat penting.

Cara Melakukan:
Menyendawakan bayi tidaklah sulit, asal tahu cara-caranya sebagai berikut:
- Gendong anak pada posisi vertikal.
- Topang punggungnya di dada ibu.
- Satu tangan ditaruh di bawah pantat anak untuk menahan tubuhnya supaya tidak *melorot*, sementara satu tangan lainnya digunakan untuk menyanggah kepala dan lehernya.
- Jari tangan yang posisinya di pantat anak digunakan untuk menepuk-nepuknya supaya bersendawa.
- Posisi kepala anak harus berada di atas bahu ibu dan pastikan hidungnya tidak tertutup bahu si ibu.
- Dalam 2-3 menit setelah "diberdirikan" seharusnya anak sudah bersendawa. Dengan mudah ibu bisa memastikannya bila posisi mulut bayi tak jauh dari telinga ibu.
- Untuk mudahnya, latihan berikut bisa dilakukan di depan cermin.


2. Gunting Kuku.

Tak hanya orang dewasa saja yang perlu memotong kukunya, bayi pun harus melakukan hal yang sama. "Seringkali orang tua, apalagi orang tua baru, takut memotong kuku bayinya. Padahal kalau tidak dipotong justru banyak bahayanya," jelas Vinci.

Alasan Medis:
Bayi sering merasa gatal, entah digigit nyamuk atau alergi susu (dermatitis atopi). Kalau kukunya dibiarkan panjang, bukan tak mungkin saat menggaruk bagian tubuh yang gatal malah menorehkan luka di wajah atau bagian tubuh lainnya. Kuku yang dibiarkan panjang berpeluang menjadi tempat penumpukan kotoran. Padahal tak jarang bayi memasukkan tangannya ke mulut. Kalau kukunya kotor tentu saja kian banyak kuman yang ikut terbawa masuk.

Cara Melakukan:
Keengganan orang tua memotong kuku bayi umumnya akibat rasa takut atau perasaan tidak tega. "Aduh, jarinya kan masih kecil banget. Apa iya aku bisa memotong kuku tanpa melukainya?" Padahal ini bukan sesuatu yang teramat sulit kok, asal tahu sejumlah triknya:
- Gunakan gunting kuku khusus untuk bayi.
- Untuk setiap kuku, potong terlebih dulu bagian ujung kiri dan kanannya, hingga membentuk segitiga di tengah.
- Setelah itu barulah potong sisanya (kuku di tengah yang kini berbentuk segitiga). Dengan cara ini, tidak ada sisa kuku yang tertinggal yang bisa menyebabkan radang sela kuku.
- Setiap berapa hari kuku bayi perlu dipotong? Tidak ada patokan baku, tergantung dari kecepatan tumbuh kukunya yang berbeda-benda antar individu.


3. Membersihkan Telinga dan Hidung.

Telinga dan hidung memiliki banyak bagian yang tersembunyi. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kebersihannya harus tetap terjaga. Dulu orang sering membersihkan kotoran di hidung bayi dengan cara menyedotnya. Amankah? "Dari segi kesehatan, jelas tidak. Soalnya belum tentu mulut orang tua yang untuk menyedot kotoran si bayi bebas kuman dan bakteri. Makanya tindakan ini justru berpeluang mentransfer kuman dari mulut orang tua ke hidung anak.

Alasan Medis:
Secara normal hidung dan telinga manusia menghasilkan kotoran akibat kerja bulu getar yang terdapat di dalamnya. Bulu-bulu getar itu laiknya ban berjalan yang menyaring dan mendorong kotoran sampai ke muara. Disitulah kotoran tersebut ditumpuk dan harus dibersihkan. Bahkan beberapa anak dengan bakat alergi, tumpukan jumlah kotorannya lebih banyak. Bila dibiarkan saja, kotoran itu makin lama makin bertumpuk dan mengeras. Akibatnya, selain kian susah dibersihkan, tumpukan kotoran tersebut menjadi tempat yang nyaman untuk bersemayamnya berbagai macam penyakit.

Cara Melakukan:
Tak perlu takut dan ragu untuk membersihkan kotoran di hidung dan telinga anak. Percayalah, manfaatnya jauh lebih banyak daripada ketakutan saat mencoba melakukannya pertama kali. Karena saluran telinga anak berbentuk vertikal dan melengkung, maka untuk memudahkannya, tarik telinga anak ke belakang sehingga rata sebelum mulai membersihkannya. Secara alami tubuh mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan sendiri kotoran yang masuk. Demikian juga dengan telinga. Bila bayi bisa menghisap dengan benar saat minum susu, maka bersamaan dengan itu proses pengeluaran kotoran sedang berlangsung. Kotoran ini akan menumpuk dibagian permukaan. Bersihkan secara perlahan hanya di bagian luarnya saja tempat kotoran menumpuk. Jangan coba-coba membersihkan terlalu dalam karena banyak organ vital yang sangat sensitif di dalam telinga. Salah-salah bukannya bersih, tapi malah bisa berakibat fatal. Sama halnya dengan telinga, hidung juga berkemampuan menumpuk kotoran yang dihasilkan di muara hidung. Selama bulu getar masih bisa bekerja dengan sempurna, tak perlu khawatir ada kotoran yang tertinggal jauh di dalam. Semuanya pasti terbawa keluar hingga dengan mudah orang tua cukup membersihkannya di daerah tersebut. Cotton buds boleh saja digunakan sepanjang pemilihannya tepat. Yaitu yang ujungnya tidak lancip, kapasnya tidak terlalu besar dan tak mudah lepas. Berapa lama sekali harus dibersihkan tergantung seberapa cepat kotoran tersebut menumpuk kembali dan ini bisa berbeda pada masing-masing anak. Namun sekadar acuan, dibersihkan setiap hari pun tidak masalah.


4. Popok Sekali Pakai (POSPAK).

Zaman sudah berubah. Beberapa puluh tahun lalu popok kain merupakan sesuatu yang wajib dikenakan bayi. Sementara pengatur udara (AC) masih merupakan barang mewah, hingga bayi mengeluarkan banyak keringat. Akibat dari banyaknya keringat yang keluar, buang air kecilnya relatif sedikit.Namun kini dengan alasan praktis, muncul tawaran popok sekali pakai(pospak). Banyak pihak menyangsikan tingkat higienisnya bila sepanjang hari si kecil mengenakan pospak. Benarkah pantat si kecil harus sesekali"diistirahatkan"?

Alasan Medis:
Dengan memakai popok kain, tiap kali BAK/BAB popoknya langsung basah. Bila tidak segera dibersihkan, bayi akan merasa risih dan akibatnya menjadi rewel. Popok kain membuat orang tua mau tidak mau harus sering menggantinya. Manfaatnya? Kebersihannya lebih terjamin karena begitu popoknya kotor segera diganti. Beberapa bayi yang gampang alergi, penggunaan pospak bisa mendatangkan masalah. Misalnya bahan/parfumnya membuat kulitnya gatal-gatal. Tekanan benang karet di pinggang dan lingkar pahanya pun bila terlalu lama bisa membuat kulitnya kemerahan dan gatal. Belum lagi dampak ruam popok dan sebagainya. Dari segi kebersihan, bayi yang menggunakan pospak bisa BAK/BAB tanpa membuat basah sekitarnya. Sering kali kotoran tersebut sudah menumpuk.Berbagai bakteri yang merupakan flora normal yang hidup dalam fases anakbisa terdorong ke depan, sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Kadang infeksi ini tidak disertai demam, hingga begitu terdiagnosa kondisinya sudah parah.- Bila bayi seharian di rumah saja, tak ada salahnya memakai popok kain. "Tapi kalau memang harus bepergian, memakai pospak pun tak apa, asal sering diganti supaya kebersihannya terjamin."

Cara Memilih:
Pada dasarnya hampir semua merek pospak sama saja. Kalau ada yang menawarkan kelembutan ekstra, memakai pori-pori sehingga pantat bisa"bernapas", sirkulasi udara dengan teknologi tertentu dan sebagainya,"Itu hanya tambahan saja dan tidak terlalu penting," tegas Vinci. Adapun kriteria memilihkan pospak yang disarankan Vinci sebagai berikut:
- Pilih bahan yang tidak menimbulkan alergi. Ada anak yang alergi menggunakan merek A, namun ada juga yang alergi merek B. Intinya,sesuaikan dengan kondisi si kecil. Bahkan merek yang harganya paling mahal atau paling murah pun bisa menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap anak.
- Pilihlah ukuran yang sesuai. Jangan terlalu sempit, tapi jangan juga kebesaran. Pospak yang ukurannya tidak tepat hanya akan membuat anak merasa tidak nyaman.


5. Posisi Tidur.

Orang dewasa pun menginginkan posisi tidur yang nyaman. Sebab dengan posisi yang nyaman, tidurnya akan pulas dan tubuhnya kembali bugar. Bagaimana dengan bayi?

Alasan Medis:
Posisi tidur yang baik untuk bayi saat ini masih diperdebatkan, apakah telentang atau tengkurap.
Telentang, positifnya membuat anak bisa bernapas lega. Sedangkan negatifnya bila ia muntah, justru berbahaya. Seperti sudah disebutkan diatas, anak bisa tersedak muntahannya sendiri. Akibat selanjutnya adalah masuknya cairan tersebut ke paru-paru dan mengakibatkan respirasi pneumonia.
Tengkurap, positifnya relatif aman bila anak muntah karena muntahannya langsung bisa keluar dan menghindarinya dari bahaya tersedak. Seringkali orang tua khawatir kematian mendadak *Sudden Infant Death Syndrome* (SIDS), karena anaknya tidur tengkurap, padahal tentu saja hal ini tidak terjadi kalau caranya tepat.

Cara Menanganinya:
Telentang. Pastikan anak tidak muntah atau tersedak oleh muntahannya sendiri. Ada baiknya cek kondisi anak tiap jam.
Tengkurap. Bila si kecil sudah dapat memutar kepalanya ke kanan-kiri, anak bisa ditidurkan dengan posisi tengkurap.
Atau patokan lainnya adalah anak tersebut lahir cukup bulan, tidak ada kelainan dengan sistem sarafnya. Pastikan di sekitar posisi tidurnya tidak ada kain yang bisa"menjeratnya". Selimut/sprei yang kusut dapat menutupi hidung/mulutnya, hingga anak akan kesulitan bernapas. Dengan posisi tengkurap, jangan gunakan bantal untuk menyangga kepalanya, sebab bukan tak mungkin saat anak hendak memutar kepalanya, ia tersangkut bantal hingga tidak bisa bernapas. Cek posisi tidurnya tiap jam sekadar untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Sumber : Tabloid Nakita